Siapakah Dosen Cerdas di Mata Mahasiswa?
-->
-->
Muhammad Armand
Keempat mahasiswa ini dengan entengnya menjawab: “Soeharto”
Mereka bergumam alangkah mudahnya ujian susulan ini…!.
(Sumber: Kota Santri.com: Dosen Cerdas). Penulis dan Kompasianer Makassar ini mereduksi cerita ini tanpa melenyapkan subtansinya.
Muhammad Armand
Tergelitik sebuah kisah, empat mahasiswa
terlambat mengikuti Ujian Akhir Semester. Ke-empat mahasiswa ini telat
bangun karena malamnya nonton Liga Champion. Mereka kompak
memberikan alasan keterlambatannya kepada Sang Dosen Penguji. Mahasiswa
pertama menyatakan mobil yang ia tumpangi mogok, mahasiswa kedua
membenarkannya dan menyatakan ban mobil itu bocor. Muncul mahasiswa
ketiga berucap bahwa mereka wajib menolong sopir mobil itu. Akhirnya,
mahasiswa ke-empat dengan idealisnya berkata: “Bukankah kita wajib menolong rakyat Pak?”.
* * *
Alasan mereka diterima oleh Sang Dosen,
mereka berhak mengikuti ujian susulan dengan syarat mereka berlainan
ruangan. Instruksi pada naskah ujian susulan tersebut:
1. Jawaban ke empat mahasiswa tersebut harus sama.
2. Jika ada yang berbeda maka ke-empatnya tidak akan lulus.
Pertanyaan pertama: “Siapa Presiden RI terlama berkuasa?”1. Jawaban ke empat mahasiswa tersebut harus sama.
2. Jika ada yang berbeda maka ke-empatnya tidak akan lulus.
Keempat mahasiswa ini dengan entengnya menjawab: “Soeharto”
Mereka bergumam alangkah mudahnya ujian susulan ini…!.
Pertanyaan kedua: ” Mobil yang Anda tumpangi pagi tadi, ban bagian mana yang bocor?”.
Pertanyaan ini membuat ke-empat mahasiswa itu keringatan. Hanya keajaibanlah yang dapat menyelamatkan mahasiswa itu dari kedustaannya pada dosennya. Hanya mujizat yang dapat menolong ke-empat mahasiswa itu memberi jawaban seragam.
Tahukah pembaca bahwa ke-empat mahasiswa itu dinyatakan TIDAK LULUS?. Ha ha haPertanyaan ini membuat ke-empat mahasiswa itu keringatan. Hanya keajaibanlah yang dapat menyelamatkan mahasiswa itu dari kedustaannya pada dosennya. Hanya mujizat yang dapat menolong ke-empat mahasiswa itu memberi jawaban seragam.
(Sumber: Kota Santri.com: Dosen Cerdas). Penulis dan Kompasianer Makassar ini mereduksi cerita ini tanpa melenyapkan subtansinya.
Memproduk sarjana yang pintar adalah hal
biasa, tetapi mencetak sarjana yang cerdas dan bijaksana itulah yang
luar biasa. (certification.com)
Kisah Dosen Cerdas di atas, saya
sampaikan kepada mahasiswaku, kemarin. Merekapun tertawa namun saya
sempat mengatakan bahwa dosen tersebut memang cerdas tetapi belum
edukatif dan juga belum humanistik, sebab Sang Dosen bermotif ingin
‘mempermalukan’ mahasiswa walau dengan alasan ilmiah.
Di sela-sela pokok bahasanku tentang Psikologi Kepribadian,
lahirlah ide saya untuk bertanya kepada mahasiswaku: “Menurut
pengamatan Saudara-saudari, siapakah dosen cerdas di mata Anda?”.
Saya amati, ada rasa segan para
mahasiswa menyampaikan penilaiannya terhadap seorang dosen cerdas,
sayapun mencairkan suasana hati mereka. Saya dengan tegas mengatakan
bahwa di ruangan ini tidak ada orang lain, kita satu keluarga. Untuk apa
segan..!. Ayolah ungkapkan pendapat Anda.
Merekapun tanpa beban psikologik lagi dan satu per satu menyahut:
“Menurut saya, dosen cerdas itu
menguasai materinya”, kata mahasiswa pertama yang memberi jawaban.
Mahasiswa lain menjawab bahwa dosen cerdas itu adalah dosen yang tidak
pilih kasih. Lain lagi dengan jawaban mahasiswaku yang duduk di sudut
ruangan, ia katakan bahwa dosen cerdas itu adalah dosen yang membuat
soal ujian sesuai apa yang diajarkannya,
Mahasiswa lainnya mengatakan bahwa dosen
cerdas itu adalah dosen yang familiar, menghargai pendapat mahasiswa,
memberi solusi atas kesulitan mahasiswa dalam memahami kuliahnya.
Mahasiswa ini kian menunjukkan ekspresi
serius dan berkata lagi bahwa dosen cerdas itu adalah dosen yang
memandang mahasiswa sebagai manusia bukan benda mati. Dosen cerdas itu
adalah dosen yang tidak mudah mengatakan tidak ada waktu saat kami
menghadap. Dosen cerdas itu lebih mengutamakan mahasiswanya dibanding
proyek.
Mahasiswa terakhir mengungkapkan:
“Menurut saya, dosen cerdas itu tepat waktu memberi kuliah. Tidak
seenaknya memindahkan jadwal kuliah. Memeriksa tugas-tugas mahasiswa
dengan cermat dan tidak asal-asalan mencoret skripsi”.
* * *
Kumpulan jawaban mahasiswa ini menjadi
pencerah buatku, penilaian mahasiswa terhadap dosen cerdas membuatku
tertunduk malu. Mereka impikan seorang dosen cerdas, dan kesemuanya itu
saya belum memilikinya.
Dan terburailah rasa ini ketika membaca status facebook seorang ponaan yang juga seorang pendidik:
No comments for "Siapakah Dosen Cerdas di Mata Mahasiswa?"
Post a Comment