Wara'
-->
-->
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam teruntuk hamba dan utusan-Nya, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Selamat bertemu dengan kutipan berita, pada kesempatan yang berbahagia ini akan berbagi kisah penuh hikmah tentang "Wara". Apa yang dimaksud dengan Wara' ?. Simak kisah dari sang Amirul Mukminin kedua pada masa kepemimpinan khulafaur rasyidin yakni kholifah Umar bin Khattab dan putranya Abdullah bin Umar berikut ini.
Wara'
Oleh Muhbib Abdul Wahab
Suatu
hari, Abdullah bin Umar membeli seekor unta kurus, lalu dibawa ke
sebuah lembah yang banyak rerumputannya dan dibiarkan hidup tanpa
digembala. Tak lama kemudian, unta itu menjadi gemuk dan dibawa ke pasar
untuk dijual.
Pada saat itu, Amirul Mukminin, Umar bin Khattab,
melakukan sidak ke pasar hewan. 'Milik siapa unta yang gemuk ini?' tanya
Umar kepada para pedagang. 'Unta itu milik Abdullah bin Umar,' jawab
mereka.
Beliau lalu mencari anaknya, dan berkata, 'Hai
Abdulllah, celakalah... celakalah anak Amirul Mukminin. Apakah ini unta
kurus yang tempo hari engkau biarkan hidup di lembah itu?' Abdullah
menjawab, “Ya, wahai ayahanda.
”Di hadapan pedagang, Umar
menasihati anaknya. 'Gembalakanlah unta ini dengan baik, beri dia makan
dan minum. Jangan engkau biarkan begitu saja, wahai anak Amirul
Mukminin. Sekarang juallah unta gemuk ini, lalu ambillah modal awalnya
saja, kemudian berikan keuntungannya kepada baitul mal.'
Kisah
tersebut memberikan teladan moral kepada kita bagaimana seorang pemimpin
umat sangat peduli terhadap 'sepak terjang anaknya'. Ia menunjukkan
sifat wara' (sikap kehati-hatian). Umar tidak ingin anaknya memakan
sesuatu yang berbau syubhat (tidak jelas), apalagi hasil korupsi.
Beliau
tidak ingin anaknya memanfaatkan kekuasaan ayahnya untuk memperoleh
keuntungan 'tidak jelas' dari penjualan unta yang menjadi gemuk karena
dibiarkan hidup di lembah.
Wara' merupakan sikap dan pola hidup
yang sangat penting untuk mengerem laju syahwat duniawi dengan menjaga
diri agar tidak berbuat dosa. Dengan belajar wara', setiap Muslim
melatih dirinya untuk meningkatkan 'sensitivitas spiritualnya' dalam
menjauhi larangan Allah.
Wara' merupakan benteng iman dan hati yang ampuh untuk pertahanan diri (self defence) dari perbuatan dosa. 'Tinggalkanlah yang meragukan menuju yang tidak meragukan.' (HR Turmudzi).
Dalam
Risalah al-Qusyairiyyah disebutkan, suatu hari Hasan al-Basri bertemu
salah seorang putra Ali bin Abi Thalib sedang bersandar pada dinding
Ka'bah sambil memberi nasihat kepada jamaah.
Hasan Basri
bertanya kepadanya, 'Apa yang dapat menjaga agama itu?' "Wara',”
jawabnya singkat. Ia bertanya lagi, "Apa yang menjadi penyakit agama?"
“Tamak,” jawabnya.
Ia menambahkan, 'Wara' seberat atom itu lebih baik daripada shalat dan puasa seribu kali.'Nabi SAW pernah berpesan kepada Abu Hurairah, "Jadilah engkau orang yang wara', niscaya engkau menjadi orang yang paling beribadah.' (HR Ibnu Majah)."
Ada tiga hal yang jika dipenuhi oleh Muslim, niscaya ia pasti mendapat pahala dan imannya sempurna: akhlak
mulia yang dimiliki oleh masyarakat, wara' yang dapat memelihara
dirinya dari larangan Allah, dan kesantunan dalam menghadapi orang-orang
bodoh.' (HR al-Bazzar).
Sudah sepatutnya kita belajar
menjadi wara' agar tidak mudah tergoda oleh hawa nafsu, bujuk rayu
setan, syahwat politik, syahwat korupsi, dan kenikmatan duniawi lainnya
yang menipu.
Al-Kirmani mengatakan, 'Tanda orang bertakwa
itu wara'; tanda wara' itu berhenti dari hal-hal yang syubhat; tanda
takut (kepada Allah) adalah bersedih; dan tanda raja' (penuh harap,
optimis) adalah semakin taat kepada-Nya.'
Sumber : http://www.republika.co.id
Hendaklah setiap muslim memiliki sifat wara' sebagai pedoman hidup, dengan berhati-hati dalam mencari rizki, menghindari segala sesuatu yang berbau syubhat. Orang yang memiliki sifat Wara' akan selalu menjaga diri dari berbuat dosa, menjaga ketaatannya kepada Allah SWT. Marilah sama-sama kita jaga diri kita dari segala sesuatu yang berbau syubhat apalagi haram, hidup sederhana, hindari sifat iri, dengki dan tamak. Jadilah manusia yang pandai bersyukur dan qonaah. Semoga bermanfaat.
Keyword : Wara'
Sumber : http://www.republika.co.id
Hendaklah setiap muslim memiliki sifat wara' sebagai pedoman hidup, dengan berhati-hati dalam mencari rizki, menghindari segala sesuatu yang berbau syubhat. Orang yang memiliki sifat Wara' akan selalu menjaga diri dari berbuat dosa, menjaga ketaatannya kepada Allah SWT. Marilah sama-sama kita jaga diri kita dari segala sesuatu yang berbau syubhat apalagi haram, hidup sederhana, hindari sifat iri, dengki dan tamak. Jadilah manusia yang pandai bersyukur dan qonaah. Semoga bermanfaat.
Keyword : Wara'
No comments for "Wara'"
Post a Comment