Potensi Kecurangan SNMPTN 2013
-->
-->
Kontroversi SNMPTN 2013
Selamat bertemu dengan Kutipan Berita, sebuah blog sederhana yang berusaha menyajikan informasi terkini. Adanya Kontroversi SNMPTN 2013 disebabkan karena pada SNMPTN 2013 hanya akan menggunakan syarat nilai rapor, prestasi lain serta hasil ujian nasional (UN). Menurut Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pergantian sistim ini dinilai tidak adil terutama bagi golongan menengah ke bawah, selain itu Potensi Kecurangan SNMPTN 2013 lebih besar, akan tetapi hal tersebut dibantah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. Berikut kutipannya.
Potensi Kecurangan SNMPTN 2013
JAKARTA - Sistem
baru pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013
ini ternyata kembali menuai kontroversi. Sistem baru yang berakibat pada
pengurangan kuota dari jalur tertulis ini dianggap bentuk diskriminasi
bagi anak-anak dari golongan menengah ke bawah yang ingin melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi negeri.
Sekretaris Jenderal
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengatakan
bahwa penerimaan mahasiswa baru yang didasarkan pada nilai rapor dan
hasil Ujian Nasional (UN) ini seakan hanya memfasilitasi anak-anak dari
golongan menengah ke atas yang umumnya juga belajar di sekolah unggulan.
"Sekarang
yang nilai rapor dan UN-nya bagus itu biasanya dari sekolah yang bagus
juga. Dan itu biasanya didominasi anak orang kaya," kata Retno, kepada Kompas.com, Sabtu (29/12/2012).
"Mereka ikut bimbel, les privat, sekolahnya juga menggelar pendalaman materi. Tentu nilainya terus bagus," jelas Retno.
Sementara
bagi sekolah yang biasa saja, umumnya memiliki siswa dari kalangan yang
beragam baik golongan menengah hingga yang menengah ke bawah. Anak-anak
ini tidak mampu ikut bimbingan belajar dan lain sebagainya karena
kondisi ekonomi yang pas-pasan. Akibatnya, nilai rapornya biasa saja dan
hasil UNnya juga tak akan mampu mendongkrak peringkat.
"Ini akan
menjadi tidak adil bagi mereka. Kesempatan melanjutkan pendidikan jadi
terbatas. Apakah pola seperti ini tepat?" tandasnya.
Namun hal
ini dibantah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.
Justru dengan pola baru ini siswa dari golongan manapun dapat merasakan
pendidikan di perguruan tinggi negeri. Bahkan ia menjelaskan bahwa
anak-anak dari golongan menengah ke bawah tersebut juga banyak yang
berprestasi.
"Kami lihat dari hasil Bidik Misi. Anak-anak ini
ternyata nilainya malah lebih baik. IPKnya selalu di atas 2,75. Jadi
jangan salah, anak-anak kurang mampu ini juga mampu bersaing dan
berprestasi," jelas Nuh.
Seperti diketahui, SNMPTN 2013 mendatang
akan mengadopsi cara penerimaan mahasiswa baru jalur undangan yang
mengedepankan nilai rapor dan hasil UN. Kuota yang akan diterima dari
hasil tes ini ditargetkan sekitar 60 persen. Sementara untuk ujian tulis
akan berganti nama menjadi SBMPTN dengan kuota minimal 30 persen dan
sisa 10 persen akan diakomodir dari jalur mandiri.
Sarat kecurangan
Retno
juga mengatakan bahwa ujian tulis pada seleksi masuk perguruan tinggi
negeri cukup memiliki kredibilitas dan minim tingkat kecurangannya. Oleh
karena itu, dia menyesalkan langkah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan mengurangi kuota ujian tulis pada SNMPTN 2013.
"Ini yang pakai hasil UN dinaikkan jadi 60 persen kuotanya. Padahal UN itu sarat kecurangan," kata Retno.
"Anak-anak
juga tak lagi termotivasi seperti dulu karena masuk lewat ujian tulis
itu biasanya ada rasa bangga tersendiri," tambahnya lagi.
Ia pun
menilai dengan sistem ini seleksi masuk perguruan tinggi negeri akan
ikut terkena berbagai praktik kecurangan seperti langkah katrol nilai
yang akan membuat para siswanya dapat lolos masuk perguruan tinggi
negeri incarannya. Meski pihak panitia SNMPTN 2013 telah menyiapkan
sanksi tegas bagi pihak yang melakukan katrol nilai siswa, ia yakin hal
ini tetap akan terjadi.
"Kita lihat saja nanti. Saya khawatir
ujian masuk yang biasanya sedikit tindak kecurangan ini berubah menjadi
masif seperti pelaksanaan UN," ungkap Retno.
Sebelumnya, Panitia
Pelaksana SNMPTN 2013 menjamin bahwa katrol nilai sulit terjadi karena
siswa juga wajib melakukan verifikasi terhadap data yang dimasukkan oleh
sekolah melalui Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Selanjutnya
akan ada penyesuaian juga oleh panitia dari nilai dalam PDSS dengan
nilai berdasarkan rapor dan ijazah asli. Jika tidak sesuai maka
risikonya siswa tersebut batal masuk perguruan tinggi negeri pilihannya.
Sumber : KOMPAS
Demikianlah Kutipan berita mengenai "Kontroversi SNMPTN 2013" yang dinilai syarat dengan kecurangan. Harapannya Potensi Kecurangan SNMPTN 2013 dapat diperbaiki dan SNMPTN 2013 dapat berjalan dengan baik dan lancar dilandasi dengan kejujuran bagi semua pihak. Semoga bermanfaat.
Keywords : Kontroversi SNMPTN 2013, Potensi Kecurangan SNMPTN 2013
No comments for "Potensi Kecurangan SNMPTN 2013 "
Post a Comment