Bahaya Game Online pada Anak

Bahaya Game Online pada Anak

Bahaya Game Online pada Anak, img
Bahaya Game Online pada Anak. Menjaga, merawat dan mendidik anak adalah kewajiban bagi para orang tua. Tidak dipungkiri bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, peran orang tua sangat diperlukan bagi perkembangan sang buah hati. Itulah topik Kutipan Berita kali ini yang akan menghadirkan informasi terbaru terkait "Bahaya Game Online pada Anak". Di warung-warung internet yang menjamur dimana-mana sering kita jumpai anak-anak kecil yang sedang bermain game online atau bahkan ada sebagian orang tua yang memfasilitasi anak agar dapat bermain game online di rumah. Lalu bagaimana peran orang tua terhadap maraknya game online bagi anak-anak yang sebetulnya tidak selalu baik bagi anak dan dapat membuat kecanduan bagi anak. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Aceh memberi gambaran akan Bahaya Game Online pada Anak, yang sangat penting untuk menjadi perhatian  bagi para orang tua.





Bahaya Game Online pada Anak


ORANGTUA harus proaktif mengawasi anaknya bermain game online, karena efek permainan itu bukan hanya kecanduan, tapi bisa mempengaruhi pola pikir dan psikis si anak. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Aceh menilai ada delapan game online yang berbahaya bagi anak.

“Game online ini menawarkan sensasi praktis bagi anak dengan nuansa perang-perangan, perkelahian, pembantaian etnis, perang antar suku, dan bahkan pembunuhan sadis terhadap siapapun yang dianggap lawan,” kata Rudi Bastian, Manager Program LBH Anak Aceh, Minggu (11/1/2015).

Menurutnya usaha mencontoh dan meniru tokoh-tokoh dalam game inilah bisa berdampak pada kehidupan si anak. “Setiap anak yang bermain game ini mendapatkan suasana menegangkan, dan menantang, tak terkecuali jika game ini dimainkan oleh orang dewasa,” sebutnya.

Rudy memaparkan hasil penelusuran lembaganya, kedelapan game online tersebut, digandrungi oleh anak usia delapan sampai 14 tahun. Warung internet yang menyediakan game ini, selalu ramai dikunjungi anak-anak atau menjadi rumah kedua bagi mereka dalam bermain.

“Alasan anak senang bermain game adalah karena ingin mencoba hal yang baru dan juga untuk dapat menghilangkan stres, dikarenakan tugas sekolah ataupun karena adanya suatu masalah. Padahal game online seyogyanya diperuntukkan bagi usia 17 tahun ke atas,” ujarnya.

Terlalu sering bermain game diakui dapat mempengaruhi kepribadian anak, terlebih pada usia delapan sampai 14 tahun, anak-anak cenderung akan menyerap dan meniru segala sesuatu yang dilihat, sehingga bisa berdampak dalam perkembangan tubuhnya.

Apalagi jika game yang dimainkan berunsur kekerasan. Rudy menilai hal ini bisa membentuk karakter mereka menjadi seorang pemberontak, dan rasa ingin tahu yang besar akan segala sesuatu yang terlarang, serta mempunyai tingkah laku yang kadang sangat sulit diterima oleh masyarakat.

Efek lainnya bisa muncul adalah kesulitan bersosialisasi, komunikasi, dan memiliki empati si anak terhadap orang lain sekitarnya. Kondisi ini memicu agresivitas anak dan terkikisnya hubungan sosial anak terhadap kondisi sekeliling.

“Kondisi ini bakal diperparah ketika si anak yang kecanduan game online tapi tidak mempunyai uang untuk bermain. Maka dia akan melakukan tindakan mencuri dan memalak kawannya guna bisa mendapatkan uang untuk dapat terus bermain game online tersebut,” kata Rudy.

Para orangtua dan masyarakat diminta proaktif mengawasi anak-anak dalam bermain game, agar perkembangan psikologinya tak terganggu. “Orang tua harus selektif dalam mengingatkan dan memilih game online yang tepat untuk dimainkan si anak.” pungkasnya.

Sumber :  http://lifestyle.okezone.com

Demikian informasi terkini terkait Bahaya Game Online pada Anak, semoga bermanfaat dan menjadi perhatian bagi para orang tua agar dapat mendidik putra putri mereka dengan sebaik-baiknya.

Keywords : Bahaya Game Online pada Anak

No comments for "Bahaya Game Online pada Anak"